Pages

Subscribe:

klik disini!!!

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Selasa, 08 Maret 2011

GEJOLAK POLITIK NEGARA MESIR

Mesir adalah sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut. Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km² Mesir mencakup semenanjung sinai(dianggap sebagai bagian dari Asia Barat Daya), sedangkan sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika Utara. Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur Gaza dan Israeldi utara-timur. Mayoritas penduduk Mesir menetap di pinggir Sungai Nil karena sebagian besar daratan negara Mesir merupakan bagian dari gurun sahara yang jarang dihuni.
Mesir berbentuk republik sejak 18 Juni 1953. Mohamed Hosni Mubarak telah menjabat sebagai presiden Mesir selama lima periode, sejak 14 Oktober 1981 setelah pembunuhan Presiden Mohammed Anwar el-Sadat. Selain itu, ia juga pemimpin Partai Demokrat Nasional.Perdana Menteri Mesir, Dr. Ahmed Nazif dilantik pada 9 Juli 2004 untuk menggantikan Dr.Atef Ebeid.
Kekuasaan di Mesir diatur dengan system semipresidensial multipartai. Secara teoritis, kekuasaan eksekutif dibagi antara presiden dan perdana menteri namun dalam prakteknya kekuasaan terpusat pada presiden, yang selama ini dipilih dalam pemilu dengan kandidat tunggal. Mesir juga mengadakan pemilu parlemen multipartai. Pada akhirFebruari 2005 Hosni Mubarak mengumumkan perubahan aturan pemilihan presiden menuju ke pemilu multikandidat. Untuk pertama kalinya sejak1952, rakyat Mesir mendapat kesempatan untuk memilih pemimpin dari daftar berbagai kandidat. Namun, aturan yang baru juga menerapkan berbagai batasan sehingga berbagai tokoh, seperti Ayman Nour, tidak bisa bersaing dalam pemilihan dan Mubarak pun kembali menang dalam pemilu.
Presiden Mesir Hosni Mubarak memulai karier politiknya sebagai seorang teknokrat yang ambisius dan menjunjung tinggi efisiensi. Sosok itulah yang akhirnya membuat hati rakyat Mesir menaruh harapan besar pada Mubarak sehingga bisa memimpin lebih dari lima periode.
Pria kelahiran 1928 itu sempat menempuh pendidikan di akademi militer nasional sebelum bergabung dengan angkatan udara. Mubarak meraih gelar Bachelor's Degree untuk pengetahuan militer pada 1949. Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia bergabung dengan Akademi Angkatan Udara dan kembali meraih gelar Bachelor's Degree untuk pengetahuan aviation. Mubarak yang dikenal rajin juga mengajar di Akademi Angkatan Udara pada periode 1952-1959.
Di bawah Konstitusi Mesir 1971, Presiden Mubarak memiliki kuasa yang luas atas Mesir. Bahkan, dia dianggap banyak orang sebagai seorang diktator, meskipun moderat. Ia dikenal karena posisinya yang netral dalam Konflik Israel-Palestina dan sering terlibat dalam negosiasi antar kedua pihak. Karena itulah akhirnya, Mubarak dipromosikan untuk menjadi kepala angkatan udara dan kemudian wakil menteri pertahanan.Di tahun 1979, ia menjabat Wakil Presiden Partai Demokratik Nasional (NDP) dan langsung menjabat Presiden Republik Arab Mesir pada 1981. Dia menggantikan Presiden Anwar Al Sadat yang terbunuh pada 6 Oktober 1981 oleh kelompok radikal.
Kekuasaan Mubarak selama hampir 30 tahun dilandasi dengan penindasan politik yang dibenarkan sebagai harga dari sebuah kestabilan negara. Oposisinya dalam memerangi ekstrimisme Islam telah membuatnya terkenal di dunia barat. Namun, sosok Mubarak yang menjadi panutan rakyatnya menghilang seiring bertambahnya usia. Mubarak bukanlah lagi ayah dari setiap warga Mesir seperti yang dulu sering diserukan para warga. Umurnya yang semakin senja menjadikannya tidak seproduktif sedia kala. Untuk itulah warga yang kecewa dengan kinerjanya menuntut dirinya segera menyerahkan jabatan yang dipegangnya kepada orang yang lebih pantas.
Berbagai cara dilakukan para demonstran untuk menggulingkan Mubarak. Sehingga aksi kerusuhan pun tak dapat dihindari lagi, para Massa memuncak di beberapa wilayah yang jumlahnya mencapai ribuan massa. Kerusuhan yang terjadi di Mesir tersebut telah mencabut lebih dari 300 nyawa dan melukai sekitar 2.000 lainnya. Situasi negara amburadul dan rakyat hidup ketakutan. Aksi anarkis di Mesir terjadi setelah warga Tunisia berhasil menggulingkan kekuasaan Presiden Zine El Abidine Ben Ali dengan berunjuk rasa.
Menyusul mundurnya Ben Ali, Presiden Mesir, Hosni Mubarak, menyatakan bahwa ia mundur dari jabatanya sebagai Presiden Mesir pada tanggal 11 Februari 2011. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Presiden, Omar Suleiman. Dalam pernyataanya tersebut Hosni Mubarak menyerahkan pemerintahan negara kepada Dewan Militer Mesir.